A. Segmentasi Pasar
Pride & Ferrel (1995) mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli dan sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa.
Mengingat luasnya pasar, maka kegiatan segmentasi pasar harus dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
- Pasar lebih mudah dibedakan
- Pelayanan kepada pembeli menjadi lebih baik
- Strategi pemasaran menjadi lebih mengarah
- Mendesain Produk
- Menganalisis Pasar
- Menemukan Ceruk Peluang (nieche)
- Menguasai posisi yang superior dan kompetitif
- Menentukan Strategi komunikasi yang efektif dan efisien
Salah satu cara dalam mengadakan segmentasi pasar adalah dengan membagi segmen pasar berdasarkan sembilan kategori berikut :
1. Geografi
Segmentasi geografi akan membagi pasar ke dalam beberapa bagian geografi yang berbeda-beda seperti negara, negara bagian, wilayah, kota, dan desa.
2. Demografi
Dalam segmentasi demografi, pasar dibagi menjadi grup-grup dengan dasar pembagian seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendekatan, tingkat pendidikan, dan agama.
3. Psikografi
Perusahaan ingin tahu lebih jauh apa sebenarnya yang membuat orang-orang yang memiliki usia, penghasilan, pendapatan dan pendidikan yang sama berbeda dalam merespon suatu stimuli pemasaran. Dalam segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui kelas sosial (social class), gaya hidup (lifestyle), nilai-nilai kehidupan yang dianut (value) dan kepribadian (personality).
4. Sosiocultural
Variabel sosiologis (kelompok) dan antropologis (budaya) merupakan variabel sosiokultural, meyediakan dasar lebih lanjut untuk segmentasi pasar. Untuk segmen pasar yang sukses dibagi lagi dalam segmen sesuai dengan tahap pada :
- Daur hidup keluarga
- Kelas sosial
- Budaya dan sub budaya dan
- Lintas budaya atau segmentasi pemasaran global
5. Segmen hubungan menggunakan cara ekstrim
Sebuah cara ekstrim yang popular dan bentuk efektif segmentasi untuk kategori penggunaan merek, seperti :
- Tingkat penggunaan : perbedaan segmentasi antara pengguna berat, pengguna sedang, pengguna ringan dan bukan pengguna untuk sebuah produk, jasa atau merek khusus
- Tingkat kesadaran : kesadaran konsumen pada produk, tingkat ketertarikan pada produk, kesiapan membeli produk atau apakah konsumen butuh informasi tentang produk menyangkut semua aspek kesadaran
- Loyalitas merek : kadang-kadang digunakan sebagai dasar untuk segmentasi.
Pemasar kadang mencoba untuk mengidentifikasikan karakteristik konsumen yang loyal merek tentu mereka bisa langsung menjadi pendukung promosi mereka ke orang dengan karakteristik yang sama dalam populasi yang lebih besar.
6. Segmen situasi penggunaan
Pemasar mengenal bahwa kesempatan atau situasi kadang-kadang menentukan apakah konsumen akan membeli atau mengkonsumsi. Untuk alasan ini mereka kadang-kadang focus pada situasi penggunaan sebagai sebuah variabel segmentasi. Segmentasi berdasarkan kesempatan dapat membantu perusahaan memperluas penggunaan produk.
7. Segmen benefit
Bentuk segmentasi yang kuat adalah dengan mengklasifikasikan pembeli sesuai dengan manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Eksekutif pemasaran dan periklanan secara konstan mencoba mengidentifikasikan sebuah keuntungan paling penting dari produk atau jasa yang akan menjadi sangat berarti bagi consumer. Sebuah studi yang meguji apakah yang mengendalikan preferensi konsumen terhadap micro atau craftbeer, terindenfikasi lima kenutungan strategic brand yaitu :
• Fungsional (contoh kualitas)
• Nilai uang
• Manfaat sosial
• Manfaat emosi positif
• Manfaat emosi negative Segmentasi benefit bisa juga digunakan untuk bermacam-macam posisi merek dalam kategori produk yang sama.
8. Segmen hybrid
Pemasar secara umum membentuk segmen pasar dengan kombinasi beberapa variabel segmen berdasarkan sebuah segmen tunggal. Segmen geodemografis, adalah sangat berguna bagi ketika sesesorang pengiklan atau pemasar menemukan prospek terbaik (kepribadian, tujuan dan ketertarikan) bisa diisolasi di mana mereka hidup. Segmen lintasbudaya & global marketing merupakan segmen geodemografis.
9. Segmentasi Tingkah Laku
Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.
B. Segmentasi dan kepuasan
Menurut Philip Kotler (1997:36) Kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen Kepuasan konsumen terbagi menjadi 2 :
a. Kepuasan Fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misal : karena makan membuat perut kita menjadi kenyang.
b. Kepuasan Psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud. Misal : Perasaan bangga karena mendapat pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah .
Pengelompokan inilah yang sering kita dengar sebagai segmentasi pelanggan. Segmentasi ini mutlak dilakukan secara bervariasi. Dapat di bagi beberapa segmen berdasarkan :
- letak geografis
- volume pembelian demografis
- produk yang dibeli
- sesuai kebutuhan
Anda Umumnya, tiap segmen adalah unik dan juga memberi kontribusi yang berbeda terhadap organisasi.
C. Segmentasi dan profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
a. Tingkatkan Efisiensi Proses Produksi
Proses produksi yang efisien akan menghasilkan penghematan. Semakin berhemat, semakin rendah pula biaya produksi. Dengan semakin rendahnya biaya produksi, maka margin keuntungan juga samakin tinggi. Terapkan prinsip-prinsip “Total Quality Management” sistem produksi Anda untuk memangkas biaya-biaya yang tidak perlu.
b. Fokus Pada “Core Business” Terpenting Anda
Apakah Anda sudah mengetahui apa sebenarnya Core Business di mana Anda harus menfokuskan waktu, energi dan pikiran? Jika Anda melenceng pada hal-hal yang tidak penting, maka yang sedah Anda lakukan adalah pemborosan sumberdaya yang sangat berharga, yaitu waktu Anda.
c. Berdayakan Orang-orang Yang Berdedikasi Melalui Kepemimpinan
Manusia adalah sumberdaya terpenting dalam organisasi Anda. Semakin tinggi tingkat penghargaan Anda pada aspek manusia, semaking tinggi pula tingkat kemampuan untuk menciptakan keberhasilan organisasi. Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan organisasi yang efektif, Anda akan mampu membawa organisasi Anda ke level yang lebih tinggi dan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi pula.
d. Pertajam Kecerdasan Organisasi
Apakah organisasi Anda merupakan organisasi yang cerdas? Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi pula kemampuan organisasi Anda dalam menavigasikan diri ke arah masa depan yang lebih baik. Seberapa sering Anda memberikan pelatihan-pelatihan berkualitas bagi para karyawan untuk mempertajam kemampuan mereka dalam mengelola organisasi secara lebih profesional. Semakin cerdas organisasi, semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan Anda.
e. Kompensasi Yang Sesuai
Manusia ingin dihargai. Jika Anda membayar lebih rendah dibandingkan kemampuan dan usaha yang sudah mereka berikan bagi organisasi Anda, mereka akan merasa dirugikan. Jika mereka merasa dirugikan, maka sebaiknya Anda jangan berharap mereka akan memberikan yang terbaik bagi organisasi Anda. Jika kita melihat negara-negara yang sistem ekonominya telah maju, kita melihat bahwa sistem kompensasi yang diterapkan merefleksikan kinerja.
D. Penggunaan segmentasi dalam strategi pemasaran
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
• Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
• Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
• Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
• Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
• Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan. Langkah dalam mengembangkan segmentasi yaitu:
1. Mensegmen pasar menggunakan variabel-variabel permintaan, seperti kebutuhan konsumen, manfaat yang dicari, dan situasi pemakaian.
2. Mendeskripsikan segmen pasar yang diidentifikasikan dengan menggunakan variabel-variabel yang dapat membantu perusahaan memahami cara melayani kebutuhan konsumen tersebut dan cara berkomunikasi dengan konsumen.
Sumber:
http://devinanandita.blogspot.co.id/2015/10/softskill-perilaku-konsumen.html
Kamis, 26 November 2015
BAB I - PERILAKU KONSUMEN
A. PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah proses yang
dilalui oleh seseorang atau organisasi dalam mencari, membeli, memakai,
mengevaluasi, dan membuang produk ataupun jasa setelah dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhannya. Atau definisi perilaku konsumen yang lainnya yaitu
proses dan aktifitas saat seseorang atau organisasi berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, pemakaian, dan pengevalusian produk atau jasa
demi memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Perilaku konsumen merupakan berbagai
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian produk atau
jasa.
Perilaku konsumen akan diperlihatkan
dalam beberapa tahap diantaranya tahap sebelum pembelian, pembelian, dan tahap
setelah pembelian barang atau jasa. Pada tahap sebelum pembelian konsumen
biasanya melakukan pencarian informasi mengenai produk dan jasa tersebut. Lalu
pada tahap pembelian, konsumen melakukan pembelian produk atau jasa. Dan pada
tahap setelah pembelian, konsumen akan melakukan konsumsi atau penggunaan
produk, evaluasi kinerja produk atau jasa tersebut, dan pada akhirnya akan
membuang produk atau jasa tersebut setelah digunakannya.
Berikut dibawah ini beberapa
pengertian perilaku konsumen menurut para ahli:
1.
Menurut Schiffman dan Kanuk [2000]: adalah proses yang
dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, &
bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi
kebutuhannya.
2.
Lalu menurut, Schiffman & Kanuk: Merupakan studi
yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumber daya
yang tersedia & dimiliki (waktu, uang & usaha) untuk mendapatkan barang
atau jasa yang akan dikonsumsi.
3.
Dan menurut, John C. Mowen & Michael Minor :
perilaku konsumen sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) &
proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi berbagai produk, jasa
& pengalaman serta ide-ide.
Konsumen dapat merupakan seorang
individu maupun suatu organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam
perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer,
buyer, payer atau user.
Perilaku konsumen secara umum dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu perilaku konsumen yang bersifat Rasional dan bersifat
Irrasional, berikut ciri-cirinya:
Ciri-ciri perilaku konsumen yang
bersifat Rasional, diantaranya seperti:
·
Konsumen memilih barang yang berdasarkan dengan
kebutuhannya.
·
Barang yang dipilih oleh konsumen memberikan manfaat
atau kegunaan yang optimal bagi konsumen.
·
Konsumen memilih barang yang kualitasnya terjamin.
·
Konsumen memilih barang yang harganya sesuai kemampuan
atau daya belinya.
Ciri-ciri perilaku konsumen yang
bersifat Irrasional, diantaranya seperti:
·
Konsumen cepat tertarik dengan iklan ataupun promosi
di media cetak maupun media elektronik.
·
Konsumen memiliki barang-barang bermerk yang sudah
terkenal atau dikenal luas.
·
Konsumen memilih barang bukan berdasarkan
kebutuhannya, melainkan karena gengsi atau prestise.
Pendekatan Perilaku Konsumen,
diantaranya ada 2 (dua) macam, yaitu:
Perilaku
kardinal yaitu merupakan kepuasan individu atau seorang konsumen diukur dengan
satuan kepuasan. Setiap menambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan
menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
Semakin banyak atau semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka
semakin tinggi pula tingkat kepuasannya. Konsumen ini akan berusaha untuk
memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dia dimiliki. Besarnya
nilai kepuasan akan sangat bergantung pada konsumen yang bersangkutan. Konsumen
ini dapat mencapai mencapai kepuasan yang maksimum jika dalam membelanjakan
pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang.
Perilaku
ordinal yaitu, dalam pendekatan ini daya guna suatu produk atau jasa tidak
perlu diukur, cukup untuk diketahui saja dan konsumen mampu membuat
urutan tinggi – rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok
produk atau jasa.
B. PEMIKIRAN YANG BENAR TENTANG KONSUMEN
- Konsumen adalah Raja.
- Motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
- Perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif.
- Bujukkan dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial.
Bila keempat premis ini
tidak dipakai, maka konsekuensinya hampir selalu negatif.
C. PENELITIAN KONSUMEN
SEBAGAI SUATU BIDANG YANG DINAMIS
Dalam kegitan ekonomi tentu kita sering mengenal
kata konsumen. Konsumen mempunyai keputusan untuk memiliki barang yang hendak
dibeli. Dalam perilaku konsumen kita dapat mengetahui bagaimana cara konsumen
memilih barang yang menjadi pilihan konsumen.
Penelitian Konsumen sebagai suatu bidang yang dinamis yakni bahwa konsumen memiliki sifat berbeda-beda. Bahkan seorang konsumen dapat berganti selera sesuai pola pikir, daya beli, maupun rasa maka hal yang berubah dalam perilaku konsumen itu merupakan hal yang wajar. Maka dari itu kedinamisan yang ada dari perilaku konsumen harus disesuaikan oleh para produsen yang wajib menciptakan inovasi-inovasi baru dalam menghasilkan barang.
Penelitian Konsumen sebagai suatu bidang yang dinamis yakni bahwa konsumen memiliki sifat berbeda-beda. Bahkan seorang konsumen dapat berganti selera sesuai pola pikir, daya beli, maupun rasa maka hal yang berubah dalam perilaku konsumen itu merupakan hal yang wajar. Maka dari itu kedinamisan yang ada dari perilaku konsumen harus disesuaikan oleh para produsen yang wajib menciptakan inovasi-inovasi baru dalam menghasilkan barang.
Sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)